Namun jasad lemah ini pun tidak
tahu menahu kala itu mengapa ada rasa gundah dan menggebu saat harus dia yang
dipertukarkan data diriku dengannya, bisikku dalam haru bahwa bukankah dia
lebih mencapai derajat keimanannya daripadaku sendiri yang sering jatuh dalam
jurang ini.
Tapi aku sendiri bingung sejak
sebelum tawaran dari teman itu datang, sosok hamba Allah yang pernah kulihat mondar
mandir di sekolahku 6 tahun silam lalu sebagai penggerak panji Islam penyebar
syiar penegak syari’at Ilahi itu tiba-tiba saja datang membayangi pikiran
lemahku tanpa aku sadari bahwa dialah atau diakah, mengapa? Mengapa harus dia? Mengapa
proses itu harus kujalani di saat aku masih sibuk dengan kegiatan PPL ku, yang
mengharuskan pikiranku bercabang-cabang entah ke mana dan apa yang harus
kuprioritaskan kala itu.
Meski kusadari bahwa jauh jauh
hari sebelumnya di dalam lubuk qolbu ada harapan dan impian yang telah terukir
lama di situ tentang sosok seperti dia dan dia, tapi lagi-lagi aku semakin
merendah dan tak pantas jika harus membesar-besarkan harapan dan impianku itu,
saat keadaan keimanan dan kepatuhan ini terpuruk dan jauh dari keramaian
komunitas mereka yang sholih sholihah.
Hingga akhirnya ku tahu betapa
bodohnya jika aku harus merasa tertipu dengan semua ini, tentang proses yang
tak jelas ini, yang harus menggantungkan perasaan orang lain beberapa pekan lamanya,
tanpa mereka memperdulikan seberapa besar perjuangan yang telah diri ini
lakukan, tapi kusadari pengorbanan ini tidaklah ada apanya dan tidak menuntut
balasan meski satu kata yang begitu menyakitkan harus terukir dan terbayang di
alam pikiran yang bercabang kala itu, Kecewa,iya mungkin itu, atukah Sedih, bisa
juga iya.
Apalah daya jika Allah telah
menuliskan takdir di lauh mahfudzh yang sungguh di luar dugaan kita selalu,
bahwa inilah rencana Allah yang akan selalu terbaik di sisiNya untuk hamba yang
mau bersabar. Meski kodrat wanita itu hanya bisa membiarkan sungai kecil
mengalir lembut nan deras di pelupuk matanya dan tak ada pilihan lain selain
mengucap dzikir dan do’a pada Allah yang akan selalu menghadiahkan yang
terbaik, karena Allah tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan
selalu harus ada digenggaman kita, dan biarkan dia menjalani hidupnya dengan
yang lain suatu saat nanti.
Maka kusematkan dalam jiwa
kerdilku akan ada pengganti yang telah Allah siapkan di belahan bumi sana masih
berkelana dan aku di sini tetap menanti meski senja telah mengakhiri lembaran
kisah perjalananku sore itu…
@Losari Beach Senja Mengakhiri Tentang Mereka Yang Memberi Harapan Palsu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar