Senja Mengakhiri
Kala segenap harapan memenuhi relung jiwa, menelusuri masa kelam bersama kalian
jauh kusematkan cinta dan do'aku kelak kita bisa kembali lagi bersua tak sekedar di dunia
ada haru menerpa mana kala mengenang masa indah bersama kalian menyeberangi samudra meninggalkan pulau kelahiran
meski sekedar mencari aset yang sangat berharga yang tak semua hamba mendapatkannya serta merta dalam sekejap
duhai manakah keberkahan dan ketulusan jika harus menanyakan tanpa ada sebab dan alasan mengapa kita berseteru di saat-saat
yang genting menyapa, di saat kita terhimpit persoalan ruang dan waktu, di saat harus membawa kebiasaan lama dan buruk tentang kesabaran
menjalani kehidupan di kota besar nan padat kala itu...Bukankah kita berangkat dengan segenggam asa, setinggi langit harapan, dengan bekal seadanya kita
bisa belajar tentang kesyukuran dan kesabaran, ketegaran menghadapi persoalan saat kita beradaptasi di zona ketidaknyamanan...Sangat menyedihkan kala berada di pulau seberang lantaran kita mendapat kesempatan hidup untuk berjumpa dengan bulan keberkahan penuh ampunan dan rahmatNya, namun bukankah pula kita
bisa memetik segala hikmah dan mencurahkan segala harapan dan impian hanya pada Ilahi, agar kelak semua mendapat jatah ampunan dan malam-malam kemuliaan kala itu, manakala diri ini harus bangkit di saat terpuruk sebagai anak yang tak mampu menghidangkan kesempurnaan sebagai kesholehan anak teladan
meski rintihan dan jeritan teriring mengalir lembutnya sungai dipelupuk mata sayu, meski kadang derasnya tak mampu kubendung seorang diri...
Rentetan waktu pun membawa kita pada penghujungnya saat semua harus diakhiri sebab ada asa untuk kembali melepas segensp kerinduan di pulau sana tempat kita diproses sejak buaian, sanak keluarga dan kerabat terlebih orang-orang yang terdekat dari pintu rumah kita menanti haru biru akan kedatangan yang tak disangkapun...Namun ada rasa berat kaki melangkah menuju parkiran para tiruan garuda-garuda negeri elok ini, saat semua begitu cepatkah berlalu, masih adakah hal yang belum tercapai, bisikku gundah mengenang mulai dari langkah kecil hingga langkah besar menginjakkan kaki lemah ini dan menduduki isi kendaraan udara pertama kali seumur hidupku...Datang untuk mencari dan kami pun pulang untuk kembali membawa secerca kebahagiaan yang hanya tersirat sesaat nanti entah sampai kapan...Melirik jendela kaca sesaat sebelum melayang jauh di angkasa membawa kenangan tersendiri jauh di lubuk hati selalu ada harapan dan do'a di sana agar semua menjadi keberkahan dan kabar gembira untuk segenap yang mengenal arti dari perjuangan ini...Tatkala senja mulai menguning dan memisahkan agar kita segera melaju menelusuri malam-malam yang kelap kelip bagaikan kita berada dekat dengan cahaya-cahaya bintang milik sang Penguasa jagat raya smesta alam, tak mampu menghentikan tiap decak kagum dan haru gemuruh dalam dada manakala berusaha menatap tajam ke langit bawah bagaikan bintang yang berserakan di samudra luas dan sunyi malam pun memecahkan sejuta rasa rindu dan takut saat yang lain larut dalam mimpi indahnya...mengapa takut dan rindu, sebab kita tidak akan pernah tahu akan rahasia Ilahi segala peristiwa yang akan menimpa tiap hamba, dan rindupun membuncah manakala kita merenungi perjumpaan yang hakiki hanya pada yang menciptakan dan memelihara kita, kelak di sana itulah kebagahiaan tersendiri untuk kaum beriman.
***PadaMu Rabb kusematkan rindu dan do'aku dan tak kuragukan karna Engkau lah Mujiibas Saa_iliin***
In memoriam ma'a waalidayya(MKS-JKT-MKS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar